Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra
Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .
Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas merapi tak aktif lagi
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA
Di manakah kami berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Bulan tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi bulan mekar bersama bintang akan menari
Bersama untaian senandung salam alam malam
ku bakar api unggun dikala bintang memanggil
Ku sapa kawan dengan canda menahan dingin ..
cahaya bintang menembus gelapnya malam ..
Semerbak adelweils dan putih merekah ..
Ku buka jendela tenda ..
Ku hirup udara segar ..
Melihat kabut tebal masih menyelimuti gunung ..
Setetes embun membasahi edelweils ..
Kicauan indah terdengar di telinga ..
Angin berhembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati ..
Juga langit, sebiru lautan samudra ..
Kini kusiap terjun ke kawah ..
Dan indahnya bumi 3087mdpl ..
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat 5 sekawan terpana
Membuat 5 sekawan terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna.......
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi bulan mekar bersama bintang akan menari
Bersama untaian senandung salam alam malam
ku bakar api unggun dikala bintang memanggil
Ku sapa kawan dengan canda menahan dingin ..
cahaya bintang menembus gelapnya malam ..
Semerbak adelweils dan putih merekah ..
Ku buka jendela tenda ..
Ku hirup udara segar ..
Melihat kabut tebal masih menyelimuti gunung ..
Setetes embun membasahi edelweils ..
Kicauan indah terdengar di telinga ..
Angin berhembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati ..
Juga langit, sebiru lautan samudra ..
Kini kusiap terjun ke kawah ..
Dan indahnya bumi 3087mdpl ..
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat 5 sekawan terpana
Membuat 5 sekawan terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar