 |
Add caption |
Banyak orang salah menafsirkan
mengenai apa itu arsitektur. Sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya
kita mengetahui arti kata arsitektur yaitu berasal dari bahasa Yunani yaitu
Arche yang berarti asli, yang utama atau yang awal serta Tektoon yang berarti
menunjukkan kepada sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh dan stabil. Dalam hal ini, saya akan merefer
pendapat alah seorang sesepuh para Arsitek di Indonesia Yaitu Romo YB
Mangunwijaya. Romo Mangun selain seorang Arsitek, juga sebagai seorang
budayawan. Menurutnya Arsitektur itu adalah penciptaan suasana, perkawinan guna
dan citra. Bukan dalam kemewahan bahan atau tehnologi yang tinggi serta letak
harganya. Bahan-bahan yang sederhana justru lebih mampu mencerminkan refleksi
keindahan. Guna berarti bahwa suatu karya arsitektur yang dihasilkan itu
benar-benar berguna, efisien dan dapat dipakai dengan baik. Serta Citra yang
berarti sesuatu yang berhubungan dengan budaya atau kebudayaan. Citra suatu
karya Arsitektur itu berarti ekspresi dari rumah tersabut atau kesan yang
ditimbulkan dari suatu karya Arsitektur yang terlepas dari fungsi
Bidang Garapan Arsitektur menurut Y.
B. Mangunwijaya meliputi :
a.Ruang dan Gatra.
b.Garis dan Bidang.
c.Bahan Material.
d. Sarana
tempat/lahan/lingkungan.
Berarsitektur berarti berbahasa
dengan Ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan material dan suasana
tempat. Dalam berarsitektur, bukan hanya soal efisiensi-teknis dan fungsional
saja, tetapi ada unsur lain yaitu harus adanya dimensi ‘ Budaya’ (Buku Wastu
Citra Hal 7)
Dengan Arsitektur kita mencoba
mengolah unsure-unsur diatas dan berusaha menciptakan kesan serta suasana
tertentu, yaitu dengan pengolahan dan permainan massa, gatra, ruang dan
sebagainya, sehingga dengan pengolahan tersebut diharapkan kita dapat
menciptakan kesan dan suasana nikmat, aman dan nyaman, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa suatu karya Arsitektur yang dirancang tersebut benar-benar
berhasil.
Dalam berkarya arsitektur yang baik
kita hendaknya menampakkan kejujuran, kewajaran serta kebenaran, dan biarkanlah
dengan kejujuran, kebenaran serta kewajaran tersebut terpancar suatu keindahan.
Kita sebagai Arsitek mempunyai tugas
untuk mengolah Arsitektur yang lengkap, lebih utuh dalam arti suatu total
Architecture. Menciptakan Arsitektur adalah memanfaatkan dan mengangkat
martabat alam, atau sering disebut dengan Arsitektur yang berwawasan lingkungan.
Jadi dalam kita berarsitektur, kita harus menyesuaikan dengan keadaan sekitar
kita agar apa yang akan kita buat nantinya tidak akan merusak keadaan
sekitarnya, bahkan sebaliknya yaitu dengan memanfaatkan lingkungan disekitarnya
untuk menghasilkan suatu karya arsitektur yang baik, sehingga karya Arsitektur
yang kita buat akan lebih memperindah lingkungan yang telah ada.
Hal itulah kiranya yang sering
dilupakan oleh para Arsitek kita yang mungkin lupa dengan keadaan disekitar,
sehingga hasil karya arsitektur yang dihasilkan sering kali merusak atau
memperburuk keadaan tempat karya arsitektur itu berdiri.
Mungkin ini dapat menjadi bahan
renungan kita bersama demi tercapainya suatu karya Arsitektur yang lebih baik.