Sabtu, 26 Maret 2011

Yesus dan Maria Magdalena: Apa mereka menikah diam-diam?

Apakah sejarah sudah salah selama 200 tahun — apa ada Nyonya Yesus Kristus? Di, “Kuburan Keluarga Yesus,” (Film dokumenter televisi Discovery Channel) sutradara Simcha Jacobovici mengklaim ada “bukti-bukti” bahwa Yesus dan Maria Magdalena menikah dan punya anak bernama Yudas (Yudah).

(Untuk membaca apa yang dikatakan para ahli tentang “bukti” Jacobovici lihat artikel Kuburan Keluarga Yesus ).

Jacobovici bukanlah orang pertama yang mengemukakan kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Film, The Last Temptation of Christ, dan buku-buku seperti Holy Blood, Holy Grail, dan The Da Vinci Code, menjadikan hubungan rahasia antara Yesus dengan Maria sebagai pusat tema ceritanya.

The Da Vinci Code memulai dengan satu halaman fakta-fakta yang membuat novel fiksi itu kelihatannya benar dalam seluruh penilaiannya. Buku itu telah mematahkan seluruh rekor di daftar penjualan terlaris New York Times, dan diikuti dengan film yang berhasil (secara komersial). Pengarang Dan Brown dengan pandai mencampur fakta dengan fiksi dan berhasil meyakinkan banyak pembaca bahwa Yesus dan Maria Magdalena benar-benar menikah dan punya anak (Lihat “Senyum Mona Lisa ”). Tapi apakah pernyataan romantis ini cuma cara melebih-lebihkan untuk menjual buku, atau memang didukung oleh bukti sejarah.
Maria Yang Misterius

Sebelum kita meneliti bukti-bukti kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria, mari kita lihat pribadi Maria yang berasal dari kota kecil Galilea, Magdala. Untuk memulainya, kita mengajukan pertanyaan, dokumen kuno apa yang bisa menguak karakternya (Maria) dan hubungannya dengan Yesus dari Nazareth?

Injil di Perjanjian Baru merupakan caatan tertulis paling tua mengenai Maria Magdalena. Dalam Injil, Maria adalah seorang perempuan yang disembuhkan Yesus dari kerasukan setan. Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) memperlihatkan Maria sebagai pengikut Yesus, yang mendengarkan pengajaranNya, melayani kebutuhan finansialNya, menyaksikan penyalibanNya, dan tiga hari kemudian jadi orang pertama yang melihat Dia hidup.

Beberapa orang mengatakan Maria Magdalena pernah jadi pelacur, tapi para rasul dan juga gereja purba mengungkapkan dia tidak lebih dari murid, yang dekat, Yesus. Ide bahwa dia pelacur berasal dari abad ke enam, ketika Paus Gregory I mengidentifikasi dia sebagai perempuan yang berbicara di Lukas 7:37, dan perempuan yang mencuci kaki Yesus dengan rambutnya.

Kendati pandangan Paus mungkin dipengaruhi oleh fakta bahwa Yesus telah menghardik keluar tujuh iblis dari tubuhnya, tidak ada ahli alkitab yang bisa membuat hubungan antara Maria Magdalena dengan perempuan di tulisan Lukas. Tambahan lagi, Injil Perjanjian Baru bahkan tidak pernah mengungkap hal romantis atau seksual antara Yesus dengan Maria.

Jadi darimana para penggagas teori konsppirasi memperoleh idenya? Kenapa dengan semua spekulasi itu? Untuk itu kita melihat dokumen-dokumen yang ditulis 100 – 200 tahun setelah Injil Perjanjian Baru ditulis oleh sekte non-Kristen yang disebut Gnostik (Lihat Injil Gnostik). Tulisan-tulisan itu bukan bagian dari Perjanjian Baru dan telah ditolak oleh orang Kristen mula-mula sebagai sesat. Mereka yang menulis hubungan romantis antara Yesus dengan Maria merujuk beberapa kalimat dari tulisan-tulisan itu, Injil Maria dan Injil Filipus. Mari kita lihat kalimat-kalimatnya.
Injil Maria (Magdalena)

Gagasan bahwa Maria Magdalena punya nilai khusus bagi Yesus terutama diambil dari Injil Maria. Injil Gnostik ini bukan bagian dari Perjanjian Baru, dan ditulis oleh penulis yang tidak diketahui di paruh akhir abad kedua, atau sekitar 150 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada saksi mata, termasuk Maria, yang masih hidup pada saat ditulis (sekitar tahun 150). Tanggal yang belakangan ini juga berarti Injil Maria tidak ditulis oleh seorang saksi mata Yesus, dan tidak seoranpun tahu siapa penulisnya.

Satu penggalan kalimat di Injil Maria merujuk pada Maria Magdalena sebagai murid favorit, dengan perkataan Dia mencintai Maria, “lebih dari kita (artinya para murid lain).” Di kalimat lain Petrus disebutkan mengatakan kepada Maria, “Saudara, kami tahu Penebus mencintaimu lebih dari semua perempuan lain.” Tetapi tidak ada tertulis di Injil Maria yang mengarah pada hubungan romantika atau seks antara Maria Magdalena dengan Yesus.
The Da Vinci Code mendasarkan klaimnya bahwa Yesus dan Maria menikah dan punya anak terutama berdasarkan satu ayat di Injil Gnostik Filipus yang mengindikasikan Yesus dan Maria “berteman” (pasangan). Ayat itu berbunyi (dalam kurung berarti ada kata-kata di dokumen hilang atau tidak terbaca):

“Ada perempuan yang selalu berjalan dengan tuan. Maria ibunya, saudaranya, dan Maria Magdala, yang disebut kompanyon (koinonos) Untuk “Maria” adalah nama saudaranya, ibunya, dan kompanyonnya (koinonos)”

Di The Da Vinci Code, tokoh fiksi ahli Sir Leigh Teabing menyatakan kata kompanyon (koinonos) bisa berarti pasangan. Tapi menurut para ahli, interpretasi itu tidak tepat. Untuk memulainya, kata yang umum digunakan merujuk sebagai isteri di bahasa Yunani di Perjanjian Baru adalah “gune”, bukan “koinonos”. Ben Witherington III, menulis di Biblical Archaeological Review, membahas ini langsung,

“Ada kata Yunani lain, gune, yang membuatnya jadi jelas. Sangat mungkin “koinonos” di sini berarti “saudara” dalam artian spiritual, karena itulah (pemahaman itu) digunakan ditempat lain dalam literatur jenis ini. Dari sisi apapun, teks ini tidak dengan jelas menyatakan atau bahkan mengusulkan bahwa Yesus menikah, apalagi menikah dengan Maria Magdalena.”[1]

Juga ada satu ayat di Injil Filipus yang menyatakan Yesus mencium Maria.

“Kompanyon dari adalah Maria Magdala. Si dia (Maria) lebih dari para murid, sering menciumnya (Maria). Yang lain…mengatakan kepadanya, ‘Kenapa kamu mencintai dia (Maria) lebih dari kita semua?”

Menyambut teman dengan ciuman sudah biasa dilakukan di abad pertama, dan tidak punya konotasi seksual. Professor Karen King menjelaskan dalam bukunya Injil Maria Magdala, bahwa ciuman di (Injil) Filipus sangat mungkin merupakan ciuman persahabatan.

Tapi munckin lebih penting adalah fakta Injil Filipus ditulis oleh penulis tak dikenal sekitar 200 tahun setelah catatan saksi mata Perjanjian Baru (Lihat “Apakah Perjanjian Baru Handal ” dan “Senyum Mona Lisa ”).

Juga penting untuk dicatat, selain beberapa kalimat yang dipertanyakan, tidak ada dokumen bersejarah lain yang merujuk adanya hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Tidak ada sejarahwan sekuler, Yahudi, atau sejarahwan Kristen mula-mula menulis satu titikpun tentang hubungan semacam itu. Dan karena kedua injil, Injil Maria dan Injil Filipus, ditulis 110 – 220 tahun setelah Kristus oleh penulis tak dikenal, pernyataan-pernyataan mereka tentang Yesus dan Maria perlu dievaluasi dalam konteks sejarah kontemporer dan dokumen yang lebih awal Perjanjian Baru.

2 komentar:

  1. blog yang bagus, dan sangat bermakna,...untuk mereka yang tidak mengetahui tentang sejarah sebenarnya.
    sekedar saran, alangkah semakin bagusnya jika anda membahas dengan lebih detail lagi,seperti lukisan Lenardo Da Vinci yang menurut saya pribadi adalah sebuah lukisan karya seniman bukan karya seniman yang mendapat wahyu untuk menggambar the real last supper...


    salam,

    smile

    BalasHapus
  2. dalam artian Leonardo hanya seorang seniman biasa saja....yang punya imajinasi sebagai manusia bias, bukan menggambar karena telah dibukakan mata batinnya, atau diberi wahyu untuk melukiskan the last supper yang sesungguhnya

    BalasHapus